Tahun 2004 merupakan
waktu dimana sedang hitsnya sebuah syair lagu campursari yang berjudul Cucak
Rowo. Mendengar dan menyimak lagu
tersebut sangat jauh dari nuansa islami bahkan mengarah pada ranah pornografi.
Nah lagu inilah yang kemudian menggugah Madrasah Aliyah Fatwa Alim Tulung di
Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun, Jawa Timur untuk melakukan ‘counter attack’
terhadap seni yang non islami dengan membentuk Unit Kegiatan Madrasah yang
diberi nama Seni Religius.
Nama Seni Religius di
pilih dengan tujuan untuk tampil, hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai
komunitas musik yang concern dalam mainstrim Religi dalam berdakwah dengan
media seni musik untuk mengimbangi perkembangan seni yang mulai meninggalkan
nilai-nilai islami.
Motto yang menjadi trade
merk organisasi dan harus di internalisasi oleh seluruh anggotanya ini adalah :
Seni Adalah Jiwaku, Dengan Seni Aku Bersabar Dalam Berdakwah. Selanjutnya
Seni Religius membentuk 3 divisi Musik yaitu Sholawat Kontemporer, Gambus
dan Qasidah, yang di lengkapi dengan divisi Qiroah, Kaligrafi dan MC.
Dibawah Pelindung
Yayasan H. Kusnindar, SH., M. Hum, Penasehat sekaligus Kepala Madrasah Drs.
Sucipto maka terbentuklah komunitas seniman siswa yang di bina oleh Nur Habib
Mustofa, S. Pd I, Nur Moh Habibillah, S. Pd I dan Habib Mustofa, S.Hum.
Selaian membina dan
menggali potensi seni, di sini juga dikembangkan untuk secara langsung includ
dalam organisasi membina dan mengasah jiwa leadership dalam keorganisasian.
Dengan membentuk AD/ART organisasi, selanjutnya pembelajaran demokratisasi
dilakukan dengan membentuk pengurus melalui Rapat Anggota Tahunan yang
disingkat RATU dengan memilih Ketua Umum sekaligus sebagai ketua formateur
terpilih untuk menentukan komposisi struktur organisasi Seni Religius.
Pada momentum awal
berdirinya terpilih Sahabat Heri Kurniawan sebagai Ketua Umum pertama yang
terpilih (2004-2005). Sebutan sahabat disini menjadi identitas anggota, dengan
harapan anggota Seni Religius bisa berjuang berdakwah seperti pada masa sahabat
Nabi Muhammad Saw. Periode kepengurusan selanjutnya berturut turut adalah Joko
Santoso (2006), Agus Sugianto (2007), Maksita (2008), Damin (2009), Ichsanudin
(2010), Ali Sugianto (2011), Bambang SB (2012) dan tahun 2013 Ismail
Basyarudin.
Dalam perjalanannya yang
sudah dilalui selama sembilan kali tampak kepemimpinan berjalan, Seni Religius
banyak mengalami dan mencatat sejarah baik suka maupun duka dalam berdakwah di
tengah masyarakat yang multikultural melalui media seni khususnya musik gambus.
Tentu peristiwa demi peristiwa merupakan bagian dan rangkaian proses
pendewasaan sebuah organisasi.
Visi dari Seni Religius
adalah Memasyarakatkan sholawat gambus dan mensholawatkan masyarakat. Sedangkan
yang menjadi misinya adalah :
- Membentuk divisi musik Sholawat kontemporer, Gambus dan Qasidah yang religius sebagai media sosialisasi dan media dakwah
- Membentuk divisi seni non musik Qiroah, Kaligrafi dan Mc yang religius sebagai media sosialisasi dan media dakwah
- Menggali dan mengembangkan serta membentuk potensi seni dan leadership anggota
- Membentuk dan membangun karakter Leadership anggota di dalam berorganisasi yang modern dan demokratis.
- Meningkatkan kualitas anggota sesuai potensi dan kompetensinya sehingga siap berdakwah di dalam masyarakat melalui penampilan seni yang religi dan penuh improvisasi serta bernilai entertain
Dalam kiprahnya seni religius telah melalang buana
selama 9 tahun existensinya, dengan mengisi berbagai even yang diselenggarakan
oleh banyak pihak. Diantaranya dari kalangan
Birokrasi dan isntitusi, Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan,
Lembaga Pendidikan, Masyarakat Umum, Tokoh Agama, tokoh Masyarakat dan Juga
Tokoh Pendidikan, serta organisasi kepemudaan dan lain sebagainya. Sekecil
apapun yang dipersembahkan ternyata mendapat apresiasi dan respon yang positif.
Berbagai dukungan mengalir deras kepada divisi Gambus khususnya. Penampilan
yang atraktif menghibur namun tetap dalam koridor islami menjadi identitas khas
bagi Seni Religius. Seni Religius diharapkan mampu mengangkat harkat dan
martabat seni islami yang penuh dengan etika dan estetika. Pastinya dengan
Agama hidup pasti terarah, dengan ilmu menjadi mudah dan dengan Seni Religius
semuanya menjadi Indah.
0 komentar:
Posting Komentar